Luka apalagi

Hidup memberikan begitu banyak pengalaman dan pengajaran. Dari kebaikan, kita tahu bagaimana seharusnya bersikap. Dari keburukan, kita juga tahu bagaimana seharusnya tak bersikap.

Tapi kenapa ada orang yang pernah mengalami kepahitan sebelumnya namun terulang kedua kali bahkan ketiga, keempat dan seterusnya. 

Tidakkah dia belajar dari pengalamannya? 

Atau hanya kedunguan yang bersarang pada pikirannya. Sehingga tak dapat lagi ia bersikap yang tepat untuk tidak mengulang kepahitan yang sama. 

Bukan kah seharusnya dia tahu. Apa yang seharusnya dan tidak seharusnya dia lakukan. 

Penyesalan selalu jadi teman saat semuanya sudah terjadi. Menyalahkan orang lain juga rasanya tak tepat. Apatah lagi menyalahkan diri sendiri. 

Rasanya terlalu jahat, kalau ternyata hati harus merasakan dua luka. Pertama adalah luka atas kekecewaannya terhadap orang lain dan yang kedua luka atas kekecewaannya terhadap diri sendiri. 

Memaki diri

Mengutuk diri

Memberikan sumpah serapah pada diri

Menyalahkan diri

Bukannkah terlalu jahat? 

Seburuk apapun, sekecewa apapun. Bukankah dia tetap punya kesempatan untuk memperbaiki selagi nafas masih dapat dihela. Atau jangan- jangan, Inginmu mempercepat sisa nafas itu? 

Jangan - jangan

Luka apalagi yang kau beri untukmu. 

Tidakkah cukup luka yang kau berikan untuk. Dirimu sendiri. Luka yang kau pun tak tahu kapan dia akan sembuh. Disaat orang-orang lain tak peduli dengan lukamu. Kenapa kamu terus memberinya luka berkali-kali. Tanpa berpikir untuk menyembuhkan nya sedikit demi sedikit. 


101222

Bad memories



Komentar

Postingan Populer